Kamis, 14 Juni 2012

Dakwai Is Our Choice
Dakwah secara etimologi (lughowi) merupakan masdar dari fiil da’aa, yad’uu, da’watan yang berarti mengajak dan menyeru manusia dari satu keadaan kepada keadaan yang lain QS 2: 221 dan QS. 3: 21. Kata dakwah berarti juga berdo’a, yaitu mengharapkan adanya perubahan dan perombakan dari keadaan sebelumnya.
Sedangkan secara terminologi (istilahi), kata dakwah sudah menjadi istilah khusus bagi umat Islam (QS 4: 104). Dr. Rauf Syalaby menyatakan bahwa Dakwah Islamiyah adalah sebuah gerakan yang bertujuan menghidupkan sistem Ilahi atau peraturan Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan Dr Muhammad Natsir dalam fiqh dakwahnya menyatakan bahwa dakwah mengajak manusia kepada Allah sehingga ingkar kepada thogut dan beriman kepada Allah, dan keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya nur (Islam). Melihat ayat-ayat al Qura’n dan Sunnah serta pendapat para ulama maka dapat disimpulkan bahwa Dakwah Islamiyah adalah sebuah aktivitas yang bersifat totalitas, yang bertujuan untuk mengubah pemikiran, perasaan, dan perbuatan manusia agar sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam.

Dalil-dalil Kewajiban Berda’wah
Da’wah merupakan kewajiban setiap individu muslim, yang mendapat perhatian cukup besar dalam pandangan Islam. Posisi da’wah dalam Islam ibarat darah dalam tubuh manusia. Ia menyebabkan ummat hidup dan terus tumbuh dan berkembang. Da’wahlah yang mampu menggerakkan ummat untuk tetap terikat dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Namun sebaliknya, disaat ummat meninggalkan da’wah, ummat tidak akan lagi terwarnai oleh fikrah dan kepribadian Islam. Ummat akan tercelup dan tergiring oleh tsaqafah/peradaban kufur yang tidak akan membawa kebaikan, melainkan kehancuran aturan masyarakat, nilai-nilai moral dan peradaban manusia itu sendiri.
Secara syar’i, kewajiban da’wah memiliki banyak perintah dan qorinah yang menunjukkan betapa kewajibannya bernilai amat tinggi dan menentukan; diantaranya firman Allah SWT:
    “Serulah manusia ke jalan Rabb-mu (Allah) dengan jalan hikmah (hujjah yang benar dan kuat) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan baik” (QS. An-Nahl: 125)
    “(Dan) Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong kepada sebagian yang lainnya. Mereka menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah dan sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS At-Taubah: 71)
    “Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata sesungguhnya aku ini termasuk orang-orang muslim” (QS. Al-Fushilat: 33)

Dari sebagian ayat tadi, kita bisa memahami betapa tegas perintah Allah dalam da’wah ini, karena kewajiban tersebut terkena kepada laki-laki maupun perempuan, sendiri-sendiri maupun berjamaah/berkelompok.
Selain adanya perintah dari ayat-ayat tersebut, Allah SWT bahkan mengancam kaum muslimin yang tidak mau melaksanakan da’wah, sebagaimana firman-Nya:
  “Dan jangalah dirimu dari bencana yang tidak khusus menimpa orang-orang zholim saja diantaramu. Dan ketahuilah sesungguhnya siksa Allah itu sangat keras” (QS. Al-Anfaal: 25)
Selain itu, Rasulullah saw juga telah mengisyaratkan peringatan tersebut sebagaimana sabdanya:
    “Sesungguhnya manusia, bila melihat kemukaran sedangkan mereka tidak berupaya mencegahnya; maka tunggulah saatnya Allah akan menurunkan adzabnya secara menyeluruh...” (HR. Abu Dawud)
“Kalian harus mengajak mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemunkaran. Bila tidak demikian, tentu Allah akan menjadikan orang-orang jahat di antaramu menguasai kalian. (Dan) Bila ada orang baik di antaramu berdoa (untuk keselamatan) maka doa mereka tidak akan dikabulkan” (HR. Al-Bazzar dan Thabrani).
Sikap seorang muslim jika telah mengetahui wajibnya berdakwah maka apabila secara simultan dihadapkan kepada masalah pribadi dengan masalah kaum muslimin, maka masalah kaum musliminlah yang harus terlebih dahulu diperhatikan. Sikap seperti ini mnerupakan sesuatu yang mulia dan pemikiran yang lebih tinggi nilai dan manfaatnya, sehingga Islam telah meletakkan sikap seorang muslim seperti itu sebagai orang yang betul-betul beriman. Rasulullah saw bersabda:
    “Siapa saja yang bangun pagi hari dan ia hanya memperhatikan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa di sisi Allah; dan barang siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia tidak termasuk golongan mereka.” (HR. Thabrani dari Abu Dzar al Ghifari)
Problematika Ummat
Kondisi ummat Islam pada saat ini, memang jauh berbeda dengan kondisi mereka pada masa Rasulullah saw dan para Shahabat. Saat kontemporer kini, ummat Islam tengah mengalami cobaan yang cukup berat, yakni berada pada kondisi yang sangat rendah, yang belum pernah terjadi pada masa sebelumnya. Kemunduran ummat menimpa hampir seluruh aspek kehidupan; mulai dari aspek yang besar seperti politik, pemerintahan, ekonomi, peradaban, pertahanan-keamanan, sampai pada aspek kecil/pribadi seperti akhlak, ibadah praktis, peraturan kekeluargaan, waris, dan tata cara pergaulan di masyarakat. Dalam perkembangan terakhir, ternyata kemunduran itupun belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Bidang ekonomi
Hampir seluruh negeri kaum muslimin dikategorikan sebagai dunia ketiga atau negara berkembang. Dan hal ini berarti identik dengan kemiskinan. Ketimpangan terlihat dimana negara-negara maju (utara) menempati ¼ dunia, namun menikmati 80% penghasilan dunia. 90% industri terdapat di utara, demikian juga dengan hak paten. (May Rudi).
Bidang Politik
Di bidang politik yang sangat terasa adalah terpecah belahnya ummat Islam di dunia , yaitu kurang lebih menjadi 56 negara, yang berdasarkan ikatan ashobiyah seperti nasionalisme.
Dominasi Budaya Asing
Di tengah masyarakat kita budaya Barat telah menjadi pedoman dalam sikap hidup, cara berpakaian, dan pergaulan. Seks bebas dimana-mana, berpakaian dengan mengumbar uarat sampai eksploitasi seksual. Dan akibat selanjutnya dari gaya hidup bebas ini adalah aborsi.
Dominasi Informasi
Adalah merupakan fakta bahwa sebagian besar dari sumber-sumber berita internasional dikuasai oleh Barat (yang sebagian besar pemiliknya adalah Yahudi). Dan ironisnya hampir semua surat kabar dan media informasi dunia Islam berkiblat pada mereka, seperti Reuters dari Inggris, Associated Press (AS), Agence France Presse (Perancis). Televisi banyak mengambil berita dari CNN, BBC. Karenanya tidak mengherankan setting dunia informasi dibentuk oleh Barat. Dan ini berarti adalah penyerangan terhadap Islam. Kata-kata teroris, militan, fundamentalis, kemudian bermunculan bagi setiap keinginan ummat Islam untuk kembali kepada Islam.
Dekonstruksi Aqidah dan Syari’ah
Langkah-langkah yang ditempuh Barat untuk menghancurkan Islam adalah:
a.       Mengkondisikan umat Islam agar merasa ragu terhadap sumber hukum utama yaitu Al Qur’an dan As Sunnah.
b.      Melancarkan usaha pengkafiran di negeri-negeri mayoritas muslim dengan melancarkan fahamnya Marxis-Komunis.
c.       Mengkondisikan seolah-olah adanya pertentangan antara agama dengan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi.
d.      Memecah belah kaum muslimin atas golongan, suku, kelompok dan mazhab, serta menghidupkan kembali kebudayaan lama sebelum Islam. Misalnya dipertajamnya perbedaan antara Syiah dan Ahlus Sunnah, antara mazhab yang empat dengan mazhab yang lain seperti Zaidiyyah (Yaman), Ja’fariyyah (Irak, Iran, Lebanon) dan lain-lain.
e.       Menyebarkan rasa ragu terhadap ajaran dan Syari’at Islam lewat tangan-tangan penulis, pemikir dan pemimpin (tokoh-tokoh) media massa. Kaum kafir tidak henti-hentinya melancarkan tuduhan terhadap Islam, mereka menuduh hukum Islam tidak releva dengan zaman, tidak dapat lagi memecahkan persoalan kehidupan manusia. Dari sini muncul para pembaharu, seperti Dr. Hasan Turaby. Contoh fatwanya adalah:
- Tidak ada sanksi bagi orang yang murtad dari Islam
- Tidak ada hukum rajam bagi pezina mukshan
- Tidak ada sanksi hukum secara definitif bagi peminum khamr
- Perempuan muslim boleh diperistri laki-laki kafir.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template